Rabu, 14 Oktober 2015

Fungsi Antibiotik

Fungsi Antibiotik

Fungsi Antibiotik

Antibiotik merupakan obat yang berguna untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.


Antibiotik dapat berguna untuk mengatasi penyakit yang relatif ringan seperti jerawat hingga penyakit berat yang mengancam jiwa seperti pneumonia (salah satu jenis infeksi paru-paru). 

Fungsi Antibiotik
Namun, adakalanya antibiotik tidak berguna pada beberapa jenis infeksi, dan menggunakannya hanya akan meningkatkan risiko resistensi antibiotik, karena itulah antibiotik tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.



Menggunakan antibiotik 

Fungsi Antibiotik
Tidak dianjurkan meminum obat antibiotik tanpa resep dokter, sebab bisa menimbulkan kekebalan pada infeksi.


Antibiotik dapat diberikan dalam tiga cara:
1. Antibiotik oral - tablet, pil, kapsul atau sirup.
2. Antibiotik topikal - salep, lotion, semprotan atau tetes, yang sering digunakan untuk mengobati infeksi kulit.
3. Antibiotik suntikan - dapat diberikan dalam bentuk suntikan langsung atau melalui infus ke dalam aliran darah atau otot, biasanya antibiotik suntikan hanya diberikan pada orang dengan penyakit yang serius.
Fungsi Antibiotik

Sangat penting untuk terus minum antibiotik sampai penyakit Anda sembuh total atau dengan kata lain mengikuti petunjuk dokter, meskipun Anda merasa sudah sembuh. 

Jika Anda berhenti mengkonsumsi antibiotik padahal bakteri penyebab penyakit Anda masih ada dan hanya melemah karena antibiotik, maka bakteri itu akan bangkit kembali dan menjadi lebih kebal atau resisten terhadap antibiotik.
Fungsi Antibiotik

Lupa mengonsumsi antibiotik

Jika Kita lupa mengkonsumsi antibiotik, maka minumlah segera disaat Anda ingat dan kemudian lanjutkan seperti waktu dan dosis seperti biasa. 

Fungsi Antibiotik
Namun, jika waktu Anda ingat sudah hampir memasuki waktu untuk dosis berikutnya, maka lewatkan saja dosis yang terlupakan itu. 

Jangan mengonsumsi dua dosis antibiotik sekaligus untuk mengganti "kelupaan" Anda. 

Ingat, minum dua dosis antibiotik dalam jarak waktu yang berdekatan akan meningkatkan risiko efek samping.
Fungsi Antibiotik

Sebelum mengonsumsi antibiotik , ada baiknya Anda tanyakan dahulu ke dokter mengenai apa yang harus dilakukan seandainya kejadian seperti ini terjadi, karena tidak semua antibiotik dapat diperlukan seperti cara diatas. 

Hal ini untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Sengaja menambah dosis
Fungsi Antibiotik

Bila Anda sengaja mengonsumsi dosis lebih antibiotik, maka secara umum tidak akan membahayakan. 

Namun, hal ini akan meningkatkan risiko efek samping seperti sakit perut dan diare.

Jika Anda lupa mengonsumsi antibiotik melebihi dosis yang disarankan dan Anda khawatir atau mengalami masalah efek samping yang mengganggu, maka bicarakanlah dengan dokter.

Jenis antibiotik

Fungsi Antibiotik

Saat ini terdapat ratusan jenis antibiotik, namun kebanyakan diantaranya terklasifikasi dalam enam kelompok jenis antibiotik, yaitu:

Penisilin, umum digunakan untuk mengobati berbagai infeksi, seperti infeksi kulit dan infeksi saluran kemih.
Fungsi Antibiotik

Sefalosporin, digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi, juga efektif untuk mengobati infeksi yang serius seprti septicaemia dan meningitis.

Aminoglikosida, cenderung hanya digunakan untuk mengobati penyakit serius seperti meningitis, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti gangguan pendengaran dan kerusakan ginjal.

Fungsi Antibiotik

Tetrasiklin, digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi. Tetrasiklin umum digunakan untuk mengobati jerawat sedang sampai berat dan kondisi lain pada kulit wajah yang disebut dengan rosacea, yang menimbulkan kemerahan dan bintik-bintik pada kulit.

Makrolida, sangat efektif mengobati infeksi paru-paru. 

Makrolida juga menjadi antibiotik alternatif pada mereka yang alergi terhadap penisilin atau untuk membunuh bakteri yang kebal terhadap penisilin.

Fluoroquinolones, merupakan antibiotik spektrum luas jenis baru yang efektif untuk berbagai macam infeksi.

Efek samping

Kebanyakan antibiotik (dengan pengecualian aminoglikosida) tidak menimbulkan masalah atau efek samping serius pada orang-orang (kecuali yang memiliki alergi).

Efek samping yang paling sering terjadi ketika mengonsumsi antibiotik, antara lain:

Perasaan sakit.

Kembung dan gangguan pencernaan lainnya.

Diare

Sekitar 1 dari 15 orang memiliki reaksi alergi terhadap antibiotik, khususnya penisilin dan sefalosporin. 

Meksipun jarang terjadi, namun reaksi alergi ini dapat menyebabkan kondisi alergi yang serius (anafilaksis), yang merupakan suatu keadaan darurat medis.

Konsiderasi dan interaksi
Fungsi Antibiotik

Beberapa jenis antibiotik tidak cocok atau bahkan bisa berbahaya pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu, atau wanita hamil atau menyusui. 

Anda hanya boleh mengonsumsi antibiotik yang khusus diresepkan untuk Anda. Jangan pernah mengonsumsi antibiotik yang bukan diresepkan untuk Anda (seperti dari teman atau kelurga) meskipun nyata khasiatnya bagi orang lain tersebut.

Beberapa jenis antibiotik dapat memiliki reaksi yang tak terduga bila dikombinasikan dengan obat lain, misalnya pil kontrasepsi dan alkohol. 

Oleh karena itu sangat penting sekali untuk membaca leaflet yang tertera pada kemasan obat dengan seksama atau dengan meminta saran dokter.

Resistensi antibiotik

Organisasi-organisasi kesehatan di seluruh dunia saat ini tengah mencoba mengurangi penggunaan antibiotik, terutama untuk kondisi penyakit yang tidak serius. 

Hal ini dilakukan untuk memerangi masalah resistensi terhadap antibiotik, yang ketika bakteri sudah resisten atau kebal maka tidak akan bisa lagi diobati dengan satu atau beberapa jenis antibiotik.

Resistensi antibiotik dapat terjadi dalam beberapa cara. 

Dari waktu ke waktu, daya tahan bakteri dapat bermutasi yang akhirnya membuatnya resisten terhadap antibiotik jenis tertentu. Risiko resistensi ini akan meningkat ketika seseorang tidak mengonsumsi antibiotik secara tuntas (dengan saran dokter) karena bakteri akan bangkit kembali dan menjadi semakin kebal.

Antibiotik dapat membunuh banyak bakteri berbahaya yang hidup di dalam tubuh. Namun bakteri yang sudah resisten akan dengan cepat berkembang biak untuk menggantikan bakteri-bakteri yang sudah mati itu.

Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama atau sering meskipun sesuai anjuran dokter akan meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Termasuk penggunaan antibiotik untuk kondisi-kondisi penyakit ringan.

Yang paling parah adalah munculnya 'superbugs'. Ini adalah bakteri yang sudah kebal terhadap berbagai jenis antibiotik, diantaranya:
Meticillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Clostridium difficile (C. diff).
Bakteri yang menyebabkan tuberkulosis resisten terhadap berbagai obat (MDR-TB)
Tipe-tipe infeksi diatas bisa sangat serius dan sukar untuk diobati, dan menjadi penyebab meningkatnya kecacatan dan kematian di seluruh dunia. Sebagai contoh, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa ada sekitar 170.000 kematian akibat MDR-TB setiap tahun.